The Wedding Of
Eti & Subkhi
9 April 2025
9 April 2025
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Takdir mempertemukan kami di bulan November 2020, di sebuah aplikasi kencan. Awalnya, hanya sekadar obrolan ringan tanpa ekspektasi apa pun. Namun, dalam seminggu, aku iseng mengajak Eti bertemu. Tanpa banyak rencana, kami akhirnya memutuskan untuk bertemu di sebuah warung ayam geprek. Saat aku bertanya, “Mau makan apa?” Eti hanya menjawab, “Terserah.” Aku yang kebingungan akhirnya memesan “Terserah 1” dan “Ayam dada 1.” Seketika, Eti tertawa lepas. Tawa itu, yang begitu tulus dan menular, menjadi momen pertama yang membuatku merasa nyaman bersamanya.
Jarak selalu menjadi tantangan bagi kami. Aku di Pekalongan, Eti di Tegal. Tapi, entah bagaimana, setiap percakapan yang kami lalui semakin mempererat ikatan di antara kami. Tanpa kami sadari, perasaan tumbuh dengan sendirinya. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk berkomitmen. Namun, perjalanan kami tidak selalu mulus. Awalnya, Eti enggan memberitahu orang tuanya bahwa kami berpacaran. Aku tidak tahu pasti alasannya, dan dia pun tidak menjelaskan secara detail. Tapi aku memilih untuk memahami dan tetap berjalan bersamanya. Waktu berlalu, dua tahun kemudian, Eti akhirnya memperkenalkan aku sebagai kekasihnya.
Perjalanan kami semakin indah ketika kami bekerja di tempat yang sama, di sebuah optik. Yang tadinya hanya bisa bertemu sebulan sekali, kini kami bisa bertemu setiap minggu. Setiap akhir pekan, kami menikmati liburan bersama, menjelajahi sudut-sudut kota Kuningan dan Cirebon. Sederhana, tapi kebahagiaan itu nyata. Saat-saat itu menjadi kenangan yang begitu berharga—momen-momen yang membuat kami semakin yakin bahwa kami ingin terus berjalan bersama.
Namun, perjalanan cinta ini kembali diuji. Delapan bulan sebelum pernikahan, aku harus pindah kerja ke Makassar. Kembali kami harus menghadapi jarak. Berat rasanya, setelah terbiasa bersama, kini harus kembali merindukan. Tapi, justru di situlah kami semakin mengerti bahwa cinta bukan hanya tentang seberapa sering bertemu, tetapi seberapa besar kesabaran dan kepercayaan yang kami miliki satu sama lain.
Kini, setelah semua perjalanan ini, kami siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kami percaya bahwa cinta bukan hanya tentang bagaimana kita bertemu, tetapi bagaimana kita bertahan bersama melewati setiap tantangan. Dan hari ini, kami mengundang kalian semua untuk menjadi bagian dari awal perjalanan baru kami sebagai suami dan istri.
Karena pada akhirnya, cinta bukan hanya soal bertemu di waktu yang tepat, tapi juga tentang tetap memilih satu sama lain, setiap hari, dalam keadaan apa pun.
Save the date and don’t miss our happy moments.
*Kepada tamu undangan diharapkan untuk mengisi form kehadiran di bawah ini
Tanpa mengurangi rasa hormat, bagi anda yang ingin memberikan tanda kasih untuk mempelai, dapat melalui virtual account atau E-wallet
Silahkan transfer hadiah melalui nomor rekening maupun e-wallet berikut :
( Klik tombol copy untuk menyalin nomor rekening)
( Klik tombol copy untuk menyalin nomor rekening)
( Klik tombol copy untuk menyalin nomor rekening)
Ds. Wotgalih, RT 03/RW 03, Kec. Jatinegara, Kab. Tegal
(Di Rumah Bapak Warto / Ibu Tarnyu)