Pertemuan kita begitu sederhana.
Aku tersesat diantara keramaian, dan kau menyapaku dari kerumunan.
Dari saat kau melempar senyuman, aku tahu duniaku akan dilanda kekacauan.
Sejak itu, yang ada hanya sunyi, dan dirimu hadir sebagai satu-satunya bunyi.
Perkenalan kita begitu sederhana.
Jantungku berdegup kencang, kau datang sebagai penenang.
Sejak itu hari-hariku selalu tentang menyusul langkahmu, yang sering kali hanya tersisa sebagai jejak yang rumit di lacak.
Karena dengan cara yang sederhana, kau membuatku lebih baik setiap harinya.
Kita pun mencoba menjalani dengan segenap yakin, apa yang kita anggap tidak mungkin.
Dan ketidakmungkinan itu sempat membuatku ingin mengaku kalah.
Tapi anehnya, kita selalu kembali ditempat yang sama, saling berhadapan, dengan debar yang tidak juga mereda.
Hatiku keras kepala.
Kau keras kepala, akupun juga.
Dan kita menjelma dua orang pejuang yang saling mendekap erat ketika hari terlalu berat.
Dahulu, aku memilih untuk hanya singgah.
Sekarang, aku memilih untuk menjadikan mu rumah,
sampai tua.
#GReatLANding